MAKALAH
PERMAINAN KREATIF UNTUK
MELATIH KEMAMPUAN MOTORIK
ANAK USIA DINI
Digunakan untuk
Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Pengembangan Fisik dan Motorik

Devy Intan Pujiawati, S.
Pd
147855040
(Kelas B 2014)
KONSENTRASI PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap
individu membutuhkan pendidikan karena pendidikan mempunyai peranan penting
dalam kehidupan yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh
aspek kehidupan dan kepribadiannya. Pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya
memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri
sesuai dengan martabat kemanusiaannya (Wahyudin, dkk., 2008:1.1).
Pengertian
tersebut mirip dengan pendapat yang dikemukakan oleh Driyarkara (dalam Mikarsa,
dkk., 2009:1.2) menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya memanusiakan
manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus diwujudkan di
dalam seluruh proses atau upaya pendidikan.
Sehingga sebagai upaya membantu manusia agar mampu hidup sesuai dengan
martabat kemanusiaanya maka pendidikan sewajarnya diupayakan dengan tujuan
untuk membantu mengembangkan berbagai potensi yang ada pada manusia.
Untuk
mengupayakan suatu pendidikan potensi manusia perlu adanya kesadaran dalam
menerima suatu pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendaliakn diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Pasal 1 UU RI No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Pendapat
lain tentang definisi dari pendidikan juga dikemukakan oleh G. Thomson (dalam
Mikarsa, dkk., 2009:1.3) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh
lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di
dalam kebiasaan, pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku.
Berdasarkan
pengertian pendidikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan
memiliki unsur umum dan ciri dalam pendidikan, yaitu:
1.
Pendidikan
harus mempunyai tujuan yang dapat mengembangkan potensi individu yang
bermanfaat bagi kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan Negara.
2.
Untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan perlu adanya kesengjaan secara sadar dan
terencana yang meliputi upaya bimbingan, pengajaran, dan pelatihan.
3.
Kegiatan
tersebut harus diwujudkan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
yang lazim dengan pendidikan formal, informal dan nonformal.
Setiap
individu berhak mendapatkan pendidkan. Pendidikan tidak hanya dibutuhkan untuk
orang dewasa saja melainkan anak usia dini juga membutuhkan pendidikan untuk
bekal masa depan mereka. Seperti yang dijelaskan oleh Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berkaitan dengan PAUD pada
bab I pasal I ayat 14 yang berbunyi bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan
yang ditunjukkkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Depdiknas dalam Sujiono, 2009:6).
Sedangkan
pada pasal 28 tentang PAUD dinyatakan bahwa: PAUD diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar, PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, non formal, dan atau informal, PAUD jalur formal: TK, RA, atau bentuk
lain yang sederajat, PAUD nonformal : KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat,
PAUD jalur Informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan
oleh lingkungan dan, ketentuan mengenai PAUD sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dalam peraturan
pemerintah.
Menurut Suyadi
(2010:12) tujuan dari PAUD adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak
dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Salah satu potensi anak yang harus dikembangkan sejak
dini adalah kemampuan motorik
anak baik motorik halus maupun motorik kasar anak. Dalam PAUD bermaim merupakan
kegiatan yang menyenangkan dimana anak belajar melalui bermain. Dengan bermain
anak dapat mengembangkan daya cipta, daya fikir, rasa senang, imajinasi,
motivasi, sosialisasi, dan kreatifitas. Oleh Karena itu penulis menciptakan
beberapa permainan guna meningkatkan motoik anak.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A.
KAJIAN TEORI
Sumantri
(2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan
sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup
pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005:118), menyatakan
bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot
halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menyusun balok dan
memesukkan kelereng.
Demikianpula
menurut Bambang Sujiono (2008:12.5) menyatakan bahwa motorik halus adalah
gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan
gerakkan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak
terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi
mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat
anak dapat berkreasi, seprti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta
menganyam. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan
ini pada tahap yang sama.
Perkembangan
motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan
individu secara keseluruhan. Elizabeth B Hurlock (1978: 159) menyatakan bahwa
perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan
pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas
dibedakan menjadi gerak kasar dan halus. Beberapa pengaruh perkembangan motorik
terhadap konstelasi perkembangan individu menurut Hurlock (1996) adalah sebagai
berikut:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan
memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
b. Melalui
keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada
bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk
dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah
Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan
baris-berbaris.
d. Melalui
perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul
dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk
dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau
menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
B. PEMBAHASAN
PERMAINAN UNTUK MELATIH MOTORIK
HALUS ANAK
“JEPIT WARNA-WARNI”
a.
Nama Permainan : Jepit warna-warni

b.
Usia : 4-6 tahun
c.
Alokasi waktu : 30 Menit
d.
Metode : Bermain
e.


Alat
dan Bahan:



1.
20
jepit baju warna-warni

2.
Tali
3.
4 kursi
4.
Peluit
f.
Tujuan:
1.
Meningkatkan
motorik halus anak
: Melatih motorik anak dalam memegang
penjepit baju serta menjepitkannya ke
jemuran baju buatan
2.
Melatih kekompakan
antar diri anak
: Melatih kekompakan agar kelompok dapat
memenangkan permainan
3.
Melatih social
anak
: Melatih social anak untuk mau bekerja
bersama dengan teman sebayanya
4.
Melatih
pemahaman anak dalam berhitung
: Melatih pemahaman dalam berhitung
berapakan jumlah penjepit baju yang telah
dikumpulkan
g.
Langkah Bermain:
1.
Guru menyiapkan
4 kursi untuk 2 kelompok dan mengikat seperi jemuran baju
2.
Guru membagi
jumlah anak dalam 2 kelompok (Misal, 1 kelompok: 9 orang)
3.
Guru menamai
kelompok 1 dengan kelompok “Warna” dan menamai kelompok 2 dengan kelompok
”warni” (atau dapat diganti dengan nama lain)
4.
Kemudian anak
diminta untuk berjajar menjadi dua baris
5.
Guru memberikan
aba-aba
6.
Kemudian anak
yang paling depan dalam kelompok berlari mendekati jemuran yang telah
terpasang, mengambil 1 jepitan baju dan memasangkannya ke jemuran
7.
Kemudian anak
diminta “tos” dengan teman yang ada di barisan kedua
8.
Kemudian anak
berlari ke barisan yang paling belakan
9.
Begitu
seterusnya sampai anak mendapatkan giliran masing-masing
10. Sampai guru meniupkan peluit tanda berakhirnya
permainan
11. Kemudian anak diminta menghitung jepitan baju yang
berhasil di pasang masing-masing kelompok
12. Kelompok yang paling banyak jepitan bajunya
merupakan kelompok yang menang
13. Kemudian guru memberi hadiah berupa reward
h.
Penilaian : Observasi
PERMAINAN UNTUK MELATIH MOTORIK
KASAR ANAK
1. “LEWATI RINTANGANMU”
a.
Nama Permainan : Lewati Rintanganmu

b.
Usia : 4-6 tahun
c.
Alokasi waktu : 30 Menit
d.
Metode : Bermain

e.
Alat
dan Bahan:

1.
Paralon bekas
2.
Cat warna warni
3.
Peluit
f.
Tujuan:
1.
Meningkatkan
motorik kasar anak
: Melatih motorik anak dalam merayap dan
melompat melewati rintangan
2.
Melatih bahasa
anak
: Melatih bahasa anak dimana dalam
permainan anak mampu melaksanakan 2-3
perintah secara bersamaan
3. Melatih social emosional anak
: Dimana
anak belajar untuk menjadi pemenang dan menerima apabila anak kalah
dalam permainan, serta melatih anak untuk
member semangat kepada teman ketika
melakukan permaian
4. Pemanfaatan barang bekas yang ada untuk membuat
permainan yang kreatif
g.
Langkah Bermain:
1.
Guru meminta
anak untuk keluar ruangan bersama-sama
2.
Guru menyiapkan
rintangan yang akan dilewati anak
3.
Kemudian guru
meminta 5 anak terlebih dahulu untuk melewati rintangan yang telah disiapkan
4.
Setelah anak
siap, guru meniup peluit 1x yang merupakan tanda bahwa anak mulai bermain
5.
Anak yang
berhasil melewati rintangan paling cepat adalah pemenangnya
6.
Ulangi langkah
ke 3-5
7.
Anak yang
berhasil menang akan dilanjutkan ke final untuk menentukan pemenangnya
8.
Kemudian guru
memberi hadiah berupa reward
h.
Penilaian : Observasi
i.
Ilustrasi
Permaian :
![]() |
Gambar
01: Anak ketika melewati rintangan meloncat

Gambar
02: Anak ketika melewati rintangan merayap
2.
“SIMPAI BERNYANYI”
a.
Nama Permainan : Simpai bernyanyi

merupakan permainan untuk meningkatkan motorik
kasar anak dimana anak berlari di luar simpai yang melingkar dan guru memutarkan sebuah lagu.
Ketika lagu berhenti anak harus masuk dalam simpai yang telah disediakan(1
simpai= 1 anak)
b.
Usia : 4-6 tahun
c.
Alokasi waktu : 30 Menit
d.
Metode : Bermain

e.
Alat
dan Bahan:

1.
5 simpai
2.
Tape rekorder
3.
Lagu anak
f.
Tujuan:
1.
Meningkatkan
motorik kasar anak
: Melatih motorik anak dalam berlari
mengelilingi simpai dan melompat ke dalam simpai
2.
Melatih audio visual anak
: Melatih audio visual anak dimana dalam permainan anak mampu mendengarkan lagu
secara saksama
3.
Melatih social
emosional anak
: Dimana
anak belajar untuk menjadi pemenang dan menerima apabila anak kalah
dalam permainan, serta melatih anak untuk
member semangat kepada teman ketika
melakukan permaian
g.
Langkah Bermain:
1.
Guru meminta
anak untuk keluar ruangan bersama-sama
2.
Guru menyiapkan simpai
3.
Kemudian guru
meminta semua anak dalam kelas untuk berlari ketika
musik di putar
4.
Ketika musik di putar,
anak
anak berlari mengelilingi simpai
5.
Kemudian guru menghentikan musik dan anak-anak berebut
memasuki simpai
6.
Anak yang
berhasil memasuki
simpai paling cepat adalah
pemenangnya
7.
Kemudian guru
memberi hadiah berupa reward
h.
Penilaian : Observasi
i.
Ilustrasi
Permaian
![]() |
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
KESIMPULAN
Dunia anak adalah dunia bermain-main. Mereka sangat menikmati
waktu bermain, sehingga tidak jarang mereka lupa makan, lupa belajar bahkan
tidak mau melakukan aktivitas lainnya.Dengan bermain, anak-anak menemukan dan
mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar kapan harus menggunakan
keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya. Melalui
bermain, fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan
berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.
B. SARAN
1. Dunia anak adalah dunia bermain, sebaiknya orang tua dan
guru tidak melarang anak dalam bermain.
2. Sebaiknya orang tua dan guru melatih motorik anak dengan
bermain dan tidak membatasi kegiatan anak dengan empat dinding kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. MS. Sumantri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik
Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas,Dirjen Dikti.
Yuniarni,
Desni. 2010. Metode Pengembangan Anak Usia Dini: Pontianak.
Musbikin, Imam.
2012. Tumbuh Kembang Anak. Jogjakarta: Flash Book.