Jumat, 15 Juli 2016

RPPH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DENGAN KEGIATAN PENGAMAN

RPPH 
MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DENGAN KEGIATAN PENGAMAN
TK HANDAYANI PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN

Kelompok       : A (4-5 tahun)            TK Handayani                       Semester/Minggu        : II/
Tema               : Tanaman                                                        Hari/Tanggal               :           Februari
Sub Tema        : Tanaman Sayur                                                                                   2016
  (Cara menanam tanaman sayur “Jagung”)
KD yang ingin dicapai            : 1.1, 2.2, 3.6, 4.6, 3.8, 4.8, 3.11, 4.11, 3.12, 4.12
Muatan Materi            :
-          Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
-          Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
-          Bertanya-jawab macam-macam sayuran yang ada di sekitar anak
-          Mengenal konsep bilangan menggunakan biji jagung
-          Melakukan percobaan menanam biji jagung
-          Bernyanyi “menanam jagung”
Tujuan Pembelajaran :
-          Anak dapat berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
-          Anak dapat memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
-          Anak dapat bertanya-jawab cara menanam tanaman sayur “Jagung”
-          Anak dapat mengenal konsep bilangan menggunakan biji jagung
-          Anak dapat melakukan percobaan menanam biji jagung
-          Anak dapat bernyanyi “menanam jagung”
Langkah-langkah kegiatan/KBM:
Langkah – langkah kegiatan/ KBM
I.                   Kegiatan Awal (30 menit)
·         Bernyanyi, salam, dan berdo’a sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
·         Melakukan absensi
II.                Kegiatan Inti (60 menit)
·         Mengamati
Anak mengamati bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan hari ini

·         Menanya
Bertanya-jawab cara menanam tanaman sayur “Jagung”
·         Mengumpulkan Informasi
Anak dapat mengenal konsep bilangan menggunakan biji jagung
Anak dapat melakukan percobaan menanam biji jagung
·         Menalar
Anak didorong untuk mencoba menyelesaikan kegiatan dengan cara yang berbeda sehingga kaya pengalaman
·         Mengkomunikasikan Informasi
Setelah mainan dirapikan guru mengajak anak duduk melingkar dan menanyakan apa saja kegiatan yang telah dilakukan
III.             Istirahat Makan (30 menit)
·         Mencuci tangan, berdo’a sebelum dan sesudah makan
·         Bermain bebas
IV.             Kegiatan Akhir (30 menit)
·         Bernyanyi “menanam jagung”
·         Bercakap – cakap tentang kegiatan hari ini
·         Do’a pulang dan salam

Media/Sumber Belajar            : Biji jagung, pot, tanah, air, pupuk
Metode Pembelajaran             : Eksperimen, bercakap-cakap, pemberian tugas
Tehnik Penilaian                      : Observasi, percakapan, penugasan


                                                                                                Surabaya,          Februari 2016
Mengetahui;
Kepala Sekolah TK Handayani                                                          Peneliti



Dwi Ningdyah, S. Pd, M. M                                                  Devy Intan Pujiawati, S. Pd







Kriteria Penilaian        :
Kompetensi Inti
Kompetensi yang ingin dicapai
*
BB
**
MB
***
BSH
****
BSB
Sikap Spiritual
-          Mengenal ciptaan tuhan




Sikap Sosial
-          Memiliki rasa ingin tahu




Pengetahuan
-          Mengenal konsep bilangan
-          Melakukan percobaan menanam




Ketrampilan
-          Bertanya-jawab macam-macam sayuran
-          Bernyanyi “menanam jagung”





Keterangan:
BB       = Belum Berkembang
MB      = Mulai Berkembang
BSH    = Berkembang Sesuai Harapan
BSB    = Berkembang Sangat Baik


LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS PENGENALAN LINGKUNGAN TPA

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

ANALISIS PENGEMBANGAN PENYESUAIAN DIRI MELALUI KEGIATAN PENGENALAN LINGKUNGAN TPA TUNAS BAHARI










Oleh
JUNI
NIM :




UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM S1 PAUD
2015

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

ANALISIS PENGEMBANGAN PENYESUAIAN DIRI MELALUI KEGIATAN PENGENALAN LINGKUNGAN TPA TUNAS BAHARI











Oleh
JUNI
NIM : 




UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM S1 PAUD
2015

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN ANALISIS DAN PENELITIAN


Judul                                   :     Analisis Pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan  
                                                  pengenalan lingkungan TPA Tunas Bahari
Disusun oleh                     :       Juni
Nomor Induk Mahasiswa  :      
Semester                            :     
Jurusan                               :      Program S1 PG – PAUD Universitas Terbuka
Unit Kerja                          :      
Alamat                               :     
Telepon                              :     
Fokus Penelitian                :       Pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan pengenalan
                                                 lingkungan TPA Tunas Bahari

       Disetujui sebagai laporan dan analisis mata kuliah analisis kegiatan pengembangan pendidikan anak usia dini


          Menyetujui Tutor,                                         Surabaya,      Oktober 2015
                                                                                             Mahasiswa,


                                                                                                 JUNI



KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga laporan penelitian dan analisis ini dapat saya selesaikan dengan judul Pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan pengenalan lingkungan TPA Tunas Bahari dengan lancar.
Laporan ini penulis susun untuk menganalisis ketepatan program pengembangan di TPA Tunas Bahari dalam pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan pengenalan lingkungan TPA Tunas Bahari.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, terutama kepada :
1.      ……..Selaku tutor mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini UT Surabaya
2.      Kepala Sekolah TPA Tunas Bahari
3.      Pengelola, Pendidik dan Administrasi TPA Tunas Bahari
4.      Semua pihak yang telah memberikan  dukungan
Saran – saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.


                                                                              Surabaya,       Oktober 2015
                                                                                         Mahasiswa
                                                                                         
                                                                                         
   JUNI
NIM : 





LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
Judul Penelitian           :     Pengembangan Penyesuaian Diri Melalui Kegiatan Pengenalan Lingkungan TPA Tunas Bahari
Waktu Pelaksanaan     :     5 Oktober 2015
Tempat Penelitian       :     TPA Tunas Bahari, Jl. Arief Rahman Hakim Surabaya.
I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan pendidikan anak usia dini saat ini cukup marak di Indonesia, walaupun dapat dikatakan masih rendah program ini masih didominasi oleh kesadaran beberapa kelompok masyarakat dalam menyelenggarakan program di daerahnya. Tentunya dengan berbagai kendala, baik dari pendanaan maupun kualitas pembelajarannya salah satu jenis layanan pendidikan anak usia dini adalah Tempat Penitipan Anak. TPA bagi anak usia 0-6 tahun layanan ini merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini non formal yang diarahkan pada kegiatan pengasuhan anak bagi orang tua yang mempunyai kesibukan kerja, sehingga memerlukan sebuah layanan pengasuhan anak yang selain berungsi untuk menjaga anak-anak mereka juga memberikan pendidikan yang sesuai dengan usia anak-anak mereka.
Tempat Penitipan Anak merupakan bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini yang keberadaannya terus berkembang jumlahnya. TPA memberikan layanan yang holistik dan integrative dengan seluruh kebutuhan anak, kesehatan, gizi, pendidikan, perlindungan, berkembang dan mempertahankan kelangsungan hidup; dilayani dalam lembaga penyelenggara TPA.
Usia enam tahun pertama adalah masa emas anak atau bisa disebut dengan golden age yaitu dalam rentang usia 0-6 tahun. Hal ini sesuai dengan pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20/2003 ayat 1, yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini otak anak berkembang sangat pesat hingga mencapai 80%, milyaran sel pada otak anak akan saling berhubungan membentuk jaringan yang semakin kompleks jika mendapat stimulasi yang tepat dari lingkungan sekitarnya (Hasan, 2009:41). Seperti halnya keunikan yang penulis temukan di TPA Tunas Bahari yang mengatasi ketakutan anak baru (siswa baru) dengan pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan pengenalan lingkungan TPA Tunas Bahari. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan analisis pada TPA Tunas Bahari dengan judul pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan pengenalan lingkungan TPA Tunas Bahari.

B.     Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di TPA Tunas Bahari, maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan pengenalan lingkungan TPA Tunas Bahari.

C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
a.   Mengumpulkan data mengenai
1.      Alasan pengasuh/pendidik memberikan kegiatan pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan pengenalan lingkungan
2.      Tujuan pengasuh/pendidik melakukan kegiatan tersebut
3.      Kebijakan yang mendukung pengasuh/pendidik melakukan kegiatan tersebut
          b.   Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut

D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk  :
1.         Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan penyesuaian diri anak di TPA Tunas Bahari
2.         Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas
3.         Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di lembaga PAUD



II.    LANDASAN TEORI
A.    Penyesuaian diri 
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.

B.     Konsep Dasar Lingkungan
1.      Pengertian Lingkungan TPA
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Dalam Kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam di antaranya adalah circle, area surroundings, sphere, domian, range dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Menurut Rohani (dalam Musfiqon 2012: 132) lingkungan bisa bersifat fisik berupa sekolah, kampus, laboratorium, studio, auitorium, museum, taman, dan lain-lain.
Dengan demikian lingkungan TPA merupakan kesatuan ruang dengan semua benda (seperti tumbuhan, hewan, bebatuan, pasir, dsb) dan keadaan makhuk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya yang ada di Taman Penitipan Anak.

2.      Jenis Lingkungan
Menurut Hamalik (dalam Husamah 2013: 5), pendidikan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan alam sekitar. Alam sekitar siswa merupakan lingkungan sekitar kehidupan siswa yang dapat berupa lingkungan alam, sosial, dan buatan.

a.       Lingkungan Alam
Alam dalam hal ini, dipandang sebagai sebuah laboratorium yang sangat besar. Labratorium alam ini menurut Amin (dalam Husamah 2013: 5), menyediakan sumber belajar yang melimpah ruah, sehingga akan sayang apabila sumber belajar ini tersia-siakan.
Pengalaman yang harus dimiliki siswa ialah pengalaman lingkungan fisik yang menyangkut fisik secara mikro yaitu dirinya sendiri maupun secara makro (alam semesta). Menurut Suherli (dalam Husamah 2013: 5), pemahaman siswa yang benar terhada dirinya dan alam semesta akan menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk senantiasa, meningkatkan serta memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam bagi kepentingan manusia dan uumnya.
Menurut Sudjana & Rivai (dalam Husamah 2013: 5), lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan.

b.      Lingkungan Sosial
Menurut Supriatna (dalam Husamah 2013: 7), masalah-masalah sosial sehari-hari yang dihadapi oleh siswa merupakan pengalaman belajar sekaligus sebagai sumber belajar. Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.
Menurut Suherli (dalam Husamah 2013: 7), lingkungan sosial dijadikan pembelajaran agar siswa memiliki bekal hidup dalam sosial atau dalam masyarakat. Dengan bekal pengetahuan ini, siswa setelah lulus atau tamat sekolah siap hidup bermasyarakat. Siswa akan dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia tinggal. Selain itu siswa juga harus dibekali dengan pengalaman budaya. Dengan bekal ini, siswa diharapkan memahami, mencintai, menghargai, dan menikmati serta memilih budaya untuk dirinya sendiri maupun orang ain sehingga siswa tidak akan terjerumus dalam budaya yang menyesatkan.

c.       Lingkungan Buatan
Di samping lingkungan alam dan lingkungan sosial yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Husamah 2013: 8), siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek-aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.

3.      Keuntungan memanfaatkan lingkungan
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar memiliki banyak keuntungan. Beberapa keuntungan tersebut antara lain:
a.       Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan.
b.      Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik.
c.       Memberikan pengalaman yang riil kepada anak, setiap kegiatan pembelajaran menjadi lebih konkret.
d.      Sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak, karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan anak. Hal ini juga sesuai dengan pembelajaran kontekstual (contextual learning)
e.       Pengajaran lebih aplikatif, maksudnya materi yang diperoleh anak melalui sumber yang berasal dari lingkungan sehingga akan di aplikasikan langsung, karena anak sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.
f.       Lingkungan sebagai sumber belajar memberika pengalaman langsung kepada anak untuk dapat berinteraksi langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.
g.      Lebih komunikatif, karena benda dan peristiwa yang ada di lingkungan anak biasanya mudah dicerna, dibandingkan dengan sumber yang dikemas (didesain)

4.      Langkah dan Prosedur Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Husamah 2013: 12) menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang seksama dari guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar anak dapat tidak terkendali sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dan anak tidak melakukan kegiatan yang diharapkan.
Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, yakni persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
a.       Langkah Persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan, antara lain:
1.      Menentukan tujuan belajar yang diharapkan dapat diperoleh anak yang berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
2.      Menentukan objek yang harus dipelajari atau dikunjungi. Dalam menetapkan objek kunjungan tersebut hendaknya memperhatikan relevansi dengan tujuan belajar serta kemudahan menjangkaunya
3.      Menentukan cara belajar anak
4.      Guru mempersiapkan perizinan jika diperlukan
5.      Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata tertib, perlengkapan belajar yang harus dibawa, dll.
b.      Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan (yang sudah tertuang dalam RKH dan RPP)
c.       Langkah Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas hasil belajar dari lingkungan. Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh anak dari kegiatan belajar tersebut di samping menyimpulkan materi yang diperoleh.

III.    METODOLOGI PENELITIAN
A.   Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik, pendidik dan kepala sekolah TPA Tunas Bahari, dengan rincian jumlah sbb:
1.  Laki – laki : 7 anak
     Perempuan : 8 anak
3.  Pengasuh = 4 orang
4.  Kepala sekolah


B.    Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan

C.   Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk dijadikan focus penelitian
2.   Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian
3.   Dokumentasi, yaitu mengumpulkan bukti – bukti yang lebih luas mengenai fokus penelitian

IV.  ANALISIS DATA
A.   Tabulasi Data

Tahapan
Observasi
Wawancara dengan guru
Wawancara dengan pimpinan KB
Dokumentasi



Persiapan

Pada kegiatan penyambutan guru mempersilahkan anak untuk bernyanyi, bermain bebas dan makan snack

Setelah duduk khusuk anak-anak lalu berdoa sebelum melakukan kegiatan

Di TPA kami, kami ingin menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak





Hal ini kami lakukan untuk pembiasaan agar anak mengetahui bahwa sebelum melakukan kegiatan kita harus berdoa dulu
Jika hati anak senang maka akan lebih mudah bagi kita untuk mengarahkan anak pada pembelajaran selanjutnya

Kami berkeyakinan dengan menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi anak, maka anak akan termotivasi untuk belajar serta merasa nyaman di TPA

Dalam hal ini akan sangat berpengaruh pada tingkat kemandirian anak dalam belajar

Dalam rencana kegiatan tertulis bahwa kegiatan penyambutan adalah bernyanyi sambil bertepuk tangan, bernyanyi, bermain bebas dan makan snack

Dalam dokumen pendirian lembaga tercantum bahwa salah satu tujuan  TPA Tunas Bahari adalah mengembangkan potensi anak sesuai dengan perkembangan usianya. Salah satunya adalah menstimulasi kemandirian anak



Pelaksanaan

Setelah berdoa anak di ajak bernyanyi sambil bertepuk tangan
Guru mengajak anak untuk pengenalan terhadap lingkungan sekitar gedung TPA

Anak-anak secara bergantian memasuki ruangan-ruangan kelas, tempat bermain, kamar mandi, dll dengan senang hati.

Anak-anak sangat senang berkeliling gedung TPA, karena ketika berkeliling anak di ajak membuat kereta sambil bernyanyi lagu “naik kereta api”




Ada juga anak yang terlihat tidak mau masuk dalam ruangan-ruangan kelas sama sekali, tetapi kami memberi motivasi kepada mereka untuk mencoba masuk

Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengawasi mereka dalam pengenalan lingkungan sekitar


Kami mengawasi anak-anak  dengan saksama sehingga tidak ada ruangan yang terlwatkan agar anak lebih nyaman di TPA

Salah satu program yang tercantum dalam program harian TPA  Tunas Bahari adalah menanamkan kemandirian anak sejak dini melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bagi anak



Anak – anak sangat tertarik dengan aktivitas  di luar ruangan
Untuk kedepannya kami akan melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang bagi pengembangan anak agar dalam masyarakat anak dapat berkembang dengan baik dan menjadi anak yang mandiri dan cerdas
Melalui pengenalan lingkungan untuk siswa baru di TPA dapat membantu penyesuaian diri anak




Penutup

Setelah  pengenalan lingkungan untuk siswa baru di TPA kemudian anak diminta untuk menceritakan kembali apa saja yang sudah ia lihat
Kegiatan lain adalah meronce sesuia dengan warna menggunakan sedotan

Setelah pengenalan lingkungan untuk siswa baru di TPA kemudian anak  melakukan kegiatan berntepuk dan bernyanyi bersama, minum susu dan makan siang
Dengan kegiatan tersebut mereka dapat lebih mengenal lingkungan baru mereka

Semuanya kami lakukan untuk melatih social emosional dan penyesuaian diri anak terhadap lingkungannya yang baru

Ketika anak mengikuti pengenalan  lingkungan untuk siswa baru di TPA, rasa cinta terhapap lingkungan mereka mulai terbentuk dengan anak dapat membuang sampah pada tempatnya, menjaga lingkungan dimana ia tinggal, dan mulai tumbuhnya rasa adaptasi dalam diri mereka.

Dan dengan senang hati mereka menunnjukkan kecintaannya terhadap lingkungan disekitar mereka

Anak juga dapat mengenal pengasuh dan teman-temannya lebih dekat hal ini membantu anak belajar lebih banyak bersosialisasi

B.    Analisis kritis

   Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan pengenalan lingkungan TPA Tunas Bahari merupakan suatu kegiatan yang bermaksud untuk melatih pengembangan penyesuaian diri. Hal tersebut dapat menunjang persiapan anak memasuki jenjang pendidikan selajutnya yaitu taman kanak-kanak. Pelaksanaan kegiatan  anak di TPA Tunas Bahari dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan pengenalan lingkungan yang menarik minat anak menggunakan metode yang dikemas seperti metode karya wisata agar pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan.
Pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan pengenalan lingkungan TPA Tunas Bahari ini sesuai dengan pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20/2003 ayat 1, yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini otak anak berkembang sangat pesat hingga mencapai 80%, milyaran sel pada otak anak akan saling berhubungan membentuk jaringan yang semakin kompleks jika mendapat stimulasi yang tepat dari lingkungan sekitarnya (Hasan, 2009:41). Bahwa dalam proses di TPA hendaknya pengasuh memberikan kesempatan seluas – luasnya pada semua anak untuk mendapat stimulasi yang tepat oleh lingkungannya.
Pengenalan lingkungan TPA Tunas Bahari bermaksud untuk mengembangkan penyesuaian diri anak dimana melalui pengumpulan data dapat dilihat tingkat kemampuan anak dalam penyesuaian diri ada 2 anak dari 15 anak yang masih memerlukan bantuan dan bimbingan dari pengasuh.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan pengembangan penyesuaian diri melalui kegiatan pengenalan lingkungan TPA Tunas Bahari untuk mengembangkan penyesuaian diri anak  sesuai dengan teori – teori tersebut di atas sehingga dalam mencapai hasil yang diharapkan dapat tercapai.

V.    KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
a.                TPA Tunas Bahari mempunyai program kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan penyesuaian diri anak, kegiatan tersebut adalah kegiatan pengenalan lingkungan yang bertujuan untuk pengembangan penyesuaian diri anak yang pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori – teori para ahli
b.               Kegiatan pengenalan lingkungan dapat mengembangkan penyesuaian diri anak
c.                Kegiatan pengembangan di TPA Tunas Bahari dilaksanakan dengan metode – metode yang menyenangkan.
d.               Kegiatan pengenalan lingkungan pada anak, TPA Tunas Bahari telah sesuai dengan teori – teori para ahli yang tersebut di atas.

B.  Saran – saran
a.        TPA Tunas Bahari hendaknya lebih kreatif lagi dalam menciptakan kegiatan-kegiatan yang inovatif
b.        Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan sangat menyenangkan harus didukung oleh sikap dan perilaku guru yang lebih tanggap terhadap respon dan reaksi anak







DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Maimunah. 2009. PAUD(Pendidikan Anak Usia Dini). Jogjakarta: DIVA Press
Husamah, 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Musfiqon, HM. 2012. Perkembangan Media Dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20/2003 ayat 1




















LAMPIRAN














Wawancara Pengasuh
J           : Selamat Pagi ibu
P          : Selamat pagi juga ibu
J           : Bagaimana Ibu menstimulasi penyesuaian diri siswa baru di TPA ini ibu?
P          : Di TPA, kami ingin menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak
              baik dalam perkembangan kognitif, social emosional, kognitif, nilai
              agama dan moral, dan bahasa, serta penyesuaian diri anak.
J           : Bagaimana cara Ibu menstimulasi perkembangan bahasa anak
  kelompok B di TPA ini?
P          : Banyak cara kami sebagai guru, untuk mengajarkan kepada anak penyesuaian diri
             seperti mengajaknya untuk mengenali lingkungan di sekitar TPA, bernyanyi, bertepuk
             bersama, dll
J           : Apakah anak-anak tertarik ibu dalam mengikuti semua kegiatan?
P          : Rata-rata anak tertarik dengan metode kami untuk mengenali lingkungan di sekitar TPA
             , namun ada beberapa anak juga yang kurang tertarik dengan beberapa lingkungan
              tertentu.
J           : Apasaja lingkungan yang dikenalkan kepada anak?
P          : Banyak yang kami kenalkan kepada anak, misalkan lingkungan bermain, taman, kelas,
             dapur, kamar mandi, dll.
J           : Kemudian apakah dengan kegiatan ini bermanfaat bagi anak?
P          : Kami rasa kegiatan ini bermanfaat untuk melatih social emosional dan penyesuaian diri
             anak terhadap lingkungannya yang baru
J           : Iya ibu, terimakasih atas informasinya. Selamat pagi.
P          : Selamat Pagi.
***

NB:
J           : Juni
P          : Pengasuh













Wawancara Kepala Sekolah

J           : Selamat Pagi ibu
K         : Selamat pagi juga ibu
J           : Mohon maaf mengganggu
K         : Iya ibu tidak apa-apa.
J           : Bagaimana Ibu menanggapi stimulasi pengasuh dalam mengembangkan penyesuaian
             diri anak ?
K         : Kami sangat mendukung pengasuh dalam mengembangkan penyesuaian diri anak.
             Kami berkeyakinan dengan kegiatan tersebut menciptakan suasana yang nyaman dan
              menyenangkan bagi anak, maka anak akan termotivasi untuk bisa belajar
             dengan semangat
J           : Apakah anak-anak aman dalam mengikuti kegiatan tersebut?
K         : Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengawasi mereka dalam pengenalan
              lingkungan sekitar. Kami mengawasi anak-anak  dengan saksama sehingga tidak ada
              ruangan yang terlwatkan agar anak lebih nyaman di TPA
J           : Untuk kedepannya apa harapan ibu untuk TK ini?
G         : Untuk kedepannya kami akan melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang bagi
             pengembangan anak agar dalam masyarakat anak dapat berkembang dengan baik dan
             menjadi anak yang mandiri dan cerdas. Ketika anak mengikuti pengenalan  lingkungan
              untuk siswa baru di TPA kami berharap, rasa cinta terhapap lingkungan mereka mulai

            terbentuk dengan anak dapat membuang sampah pada tempatnya, menjaga lingkungan
            dimana ia  tinggal, dan mulai tumbuhnya rasa adaptasi dalam diri mereka. Dan dengan
            senang hati mereka menunnjukkan kecintaannya terhadap lingkungan disekitar mereka
J           : Iya ibu, terimakasih atas informasinya. Selamat pagi.
G         : Selamat Pagi.

NB:
J           : Juni
K         : Kepala Sekolah