Minggu, 08 Februari 2015

PERMAINAN KREATIF UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MOTORIK ANAK USIA DINI

MAKALAH
PERMAINAN KREATIF UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MOTORIK
ANAK USIA DINI

Digunakan untuk
 Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Pengembangan Fisik dan Motorik



Devy Intan Pujiawati, S. Pd
147855040
(Kelas B 2014)







KONSENTRASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap individu membutuhkan pendidikan karena pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kehidupan dan kepribadiannya. Pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiaannya (Wahyudin, dkk., 2008:1.1).
Pengertian tersebut mirip dengan pendapat yang dikemukakan oleh Driyarkara (dalam Mikarsa, dkk., 2009:1.2) menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus diwujudkan di dalam seluruh proses atau upaya pendidikan.  Sehingga sebagai upaya membantu manusia agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaanya maka pendidikan sewajarnya diupayakan dengan tujuan untuk membantu mengembangkan berbagai potensi yang ada pada manusia.
Untuk mengupayakan suatu pendidikan potensi manusia perlu adanya kesadaran dalam menerima suatu pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliakn diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Pasal 1 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Pendapat lain tentang definisi dari pendidikan juga dikemukakan oleh G. Thomson (dalam Mikarsa, dkk., 2009:1.3) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasaan, pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku.
Berdasarkan pengertian pendidikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan memiliki unsur umum dan ciri dalam pendidikan, yaitu:
1.      Pendidikan harus mempunyai tujuan yang dapat mengembangkan potensi individu yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan Negara.
2.      Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan perlu adanya kesengjaan secara sadar dan terencana yang meliputi upaya bimbingan, pengajaran, dan pelatihan.
3.      Kegiatan tersebut harus diwujudkan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang lazim dengan pendidikan formal, informal dan nonformal.
Setiap individu berhak mendapatkan pendidkan. Pendidikan tidak hanya dibutuhkan untuk orang dewasa saja melainkan anak usia dini juga membutuhkan pendidikan untuk bekal masa depan mereka. Seperti yang dijelaskan oleh Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berkaitan dengan PAUD pada bab I pasal I ayat 14 yang berbunyi bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas dalam Sujiono, 2009:6).
Sedangkan pada pasal 28 tentang PAUD dinyatakan bahwa: PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan atau informal, PAUD jalur formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, PAUD nonformal : KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, PAUD jalur Informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan dan, ketentuan mengenai PAUD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.
Menurut Suyadi (2010:12) tujuan dari PAUD adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Salah satu potensi anak yang harus dikembangkan sejak dini adalah kemampuan motorik anak baik motorik halus maupun motorik kasar anak. Dalam PAUD bermaim merupakan kegiatan yang menyenangkan dimana anak belajar melalui bermain. Dengan bermain anak dapat mengembangkan daya cipta, daya fikir, rasa senang, imajinasi, motivasi, sosialisasi, dan kreatifitas. Oleh Karena itu penulis menciptakan beberapa permainan guna meningkatkan motoik anak.


BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A.    KAJIAN TEORI
Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005:118), menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menyusun balok dan memesukkan kelereng.
Demikianpula menurut Bambang Sujiono (2008:12.5) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu  membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seprti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta menganyam. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Elizabeth B Hurlock (1978: 159) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu menurut Hurlock (1996) adalah sebagai berikut:
a.       Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
b.      Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c.       Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
d.      Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).

B.     PEMBAHASAN
PERMAINAN UNTUK MELATIH MOTORIK HALUS ANAK
“JEPIT WARNA-WARNI”

a.       Nama Permainan         : Jepit warna-warni
http://www.gambargratis.com/wp-content/uploads/2011/03/penjepit-pakaian.jpgJepit warna-warni merupakan games untuk anak usia dini dimana anak berlomba untuk memasang jepitan baju ke tali yang telah disediakan



b.      Usia                             : 4-6 tahun
c.       Alokasi waktu             : 30 Menit
d.      Metode                        : Bermain

e.       https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ75p5b2gwAwxvj0tiWR6V42NJHIdT2F6eJSYn267gMav45OFSuhttp://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTMwx-3mtsAlVU-H0Of9JecCut0Pth_Iv52dL8z_kX-ggCmjjgbhttp://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTzncLGhBjE1wQqTSnk746lBm7NZ_Lplk9Do7y7d5vmUw_FdnRzSgAlat dan Bahan:
1.      https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR8v5w9w8zXwGpKPByK0ndfsQQRlvbFaAqIl61TzY_OmXQbhV-cYg20 jepit baju warna-warni
2.      Tali
3.      4 kursi
4.      Peluit
f.       Tujuan:
1.      Meningkatkan motorik halus anak
: Melatih motorik anak dalam memegang penjepit baju serta menjepitkannya ke
  jemuran baju buatan
2.      Melatih kekompakan antar diri anak
: Melatih kekompakan agar kelompok dapat memenangkan permainan
3.      Melatih social anak
: Melatih social anak untuk mau bekerja bersama dengan teman sebayanya
4.      Melatih pemahaman anak dalam berhitung
: Melatih pemahaman dalam berhitung berapakan jumlah penjepit baju yang telah
  dikumpulkan
g.      Langkah Bermain:
1.      Guru menyiapkan 4 kursi untuk 2 kelompok dan mengikat seperi jemuran baju
2.      Guru membagi jumlah anak dalam 2 kelompok (Misal, 1 kelompok: 9 orang)
3.      Guru menamai kelompok 1 dengan kelompok “Warna” dan menamai kelompok 2 dengan kelompok ”warni” (atau dapat diganti dengan nama lain)
4.      Kemudian anak diminta untuk berjajar menjadi dua baris
5.      Guru memberikan aba-aba
6.      Kemudian anak yang paling depan dalam kelompok berlari mendekati jemuran yang telah terpasang, mengambil 1 jepitan baju dan memasangkannya ke jemuran
7.      Kemudian anak diminta “tos” dengan teman yang ada di barisan kedua
8.      Kemudian anak berlari ke barisan yang paling belakan
9.      Begitu seterusnya sampai anak mendapatkan giliran masing-masing
10.  Sampai guru meniupkan peluit tanda berakhirnya permainan
11.  Kemudian anak diminta menghitung jepitan baju yang berhasil di pasang masing-masing kelompok
12.  Kelompok yang paling banyak jepitan bajunya merupakan kelompok yang menang
13.  Kemudian guru memberi hadiah berupa reward
h.      Penilaian                      : Observasi

PERMAINAN UNTUK MELATIH MOTORIK KASAR ANAK
1.      “LEWATI RINTANGANMU”

a.       Nama Permainan         : Lewati Rintanganmu
Lewati Rintanganmu merupakan permainan untuk meningkatkan motorik kasar anak dimana anak berlomba untuk menjadi yang paling cepat sampai garis finish terlebih dahulu dengan melewati rintangan yang ada (merayap dan meloncat)
b.      Usia                             : 4-6 tahun
c.       Alokasi waktu             : 30 Menit
d.      Metode                        : Bermain
e.       https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR8v5w9w8zXwGpKPByK0ndfsQQRlvbFaAqIl61TzY_OmXQbhV-cYgAlat dan Bahan:
1.      Paralon bekas
2.      Cat warna warni
3.      Peluit
f.       Tujuan:
1.      Meningkatkan motorik kasar anak
: Melatih motorik anak dalam merayap dan melompat melewati rintangan
2.      Melatih bahasa anak
: Melatih bahasa anak dimana dalam permainan anak mampu melaksanakan 2-3
  perintah secara bersamaan
3.      Melatih social emosional anak
      : Dimana anak belajar untuk menjadi pemenang dan menerima apabila anak kalah
        dalam permainan, serta melatih anak untuk member semangat kepada teman ketika
        melakukan permaian
4.      Pemanfaatan barang bekas yang ada untuk membuat permainan yang kreatif
g.      Langkah Bermain:
1.      Guru meminta anak untuk keluar ruangan bersama-sama
2.      Guru menyiapkan rintangan yang akan dilewati anak
3.      Kemudian guru meminta 5 anak terlebih dahulu untuk melewati rintangan yang telah disiapkan
4.      Setelah anak siap, guru meniup peluit 1x yang merupakan tanda bahwa anak mulai bermain
5.      Anak yang berhasil melewati rintangan paling cepat adalah pemenangnya
6.      Ulangi langkah ke 3-5
7.      Anak yang berhasil menang akan dilanjutkan ke final untuk menentukan pemenangnya
8.      Kemudian guru memberi hadiah berupa reward
h.      Penilaian                      : Observasi
i.        Ilustrasi Permaian        :
 



Gambar 01: Anak ketika melewati rintangan meloncat




 


Gambar 02: Anak ketika melewati rintangan merayap
2.      “SIMPAI BERNYANYI”

a.       Nama Permainan   : Simpai bernyanyi
Simpai bernyanyi
 merupakan permainan untuk meningkatkan motorik kasar anak dimana anak berlari di luar simpai yang melingkar dan guru memutarkan sebuah lagu. Ketika lagu berhenti anak harus masuk dalam simpai yang telah disediakan(1 simpai= 1 anak)

b.      Usia                                   : 4-6 tahun
c.       Alokasi waktu                   : 30 Menit
d.      Metode                              : Bermain
e.       Alat dan Bahan:
1.      5 simpai
2.      Tape rekorder
3.      Lagu anak
f.       Tujuan:
1.      Meningkatkan motorik kasar anak
: Melatih motorik anak dalam berlari mengelilingi simpai dan melompat ke dalam simpai
2.      Melatih audio visual anak
: Melatih audio visual anak dimana dalam permainan anak mampu mendengarkan lagu secara saksama
3.      Melatih social emosional anak
      : Dimana anak belajar untuk menjadi pemenang dan menerima apabila anak kalah
        dalam permainan, serta melatih anak untuk member semangat kepada teman ketika
        melakukan permaian
g.      Langkah Bermain:
1.      Guru meminta anak untuk keluar ruangan bersama-sama
2.      Guru menyiapkan simpai
3.      Kemudian guru meminta semua anak dalam kelas untuk berlari ketika musik di putar
4.      Ketika musik di putar, anak anak berlari mengelilingi simpai
5.      Kemudian guru menghentikan musik dan anak-anak berebut memasuki simpai
6.      Anak yang berhasil memasuki simpai paling cepat adalah pemenangnya
7.      Kemudian guru memberi hadiah berupa reward
h.      Penilaian                : Observasi
i.        Ilustrasi Permaian
 
















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Dunia anak adalah dunia bermain-main. Mereka sangat menikmati waktu bermain, sehingga tidak jarang mereka lupa makan, lupa belajar bahkan tidak mau melakukan aktivitas lainnya.Dengan bermain, anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya. Melalui bermain, fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.
B.     SARAN
1.      Dunia anak adalah dunia bermain, sebaiknya orang tua dan guru tidak melarang anak dalam bermain.
2.      Sebaiknya orang tua dan guru melatih motorik anak dengan bermain dan tidak membatasi kegiatan anak dengan empat dinding kelas.










DAFTAR PUSTAKA
Drs. MS. Sumantri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas,Dirjen Dikti.
Yuniarni, Desni. 2010. Metode Pengembangan Anak Usia Dini: Pontianak.
Musbikin, Imam. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jogjakarta: Flash Book.


2 komentar:

  1. Permainan nya sangat seru sekali dan ini sangat membuat anak-anak menjadi gembira...
    http://njungok.nextwapblog.com/berkarya-tanpa-batas-dengan-nextwapblogcom.html

    BalasHapus