ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
OLEH : DEVY INTAN PUJIAWATI
Definisi/Kriteria
Kebutuhan Khusus:
GANGGUAN FISIK
Beberapa hambatan fisik mempengaruhi
kemampuan atau prestasi akademik. Misalnya: gangguan pendengaran dan wicara
(tuna rungu dan tuna wicara), gangguan penglihatan atau kebutaan, dan kecacatan
(tuna daksa). Hanya sebagian kecil penderita gangguan fisik yang diikuti dengan
hambatan kemampuan kognitif atau berpikir. Sebagian besar dari mereka memiliki
kemampuan berpikir yang normal hanya saja hambatan fisik yang ada menyebabkan
perlunya pola belajar yang berbeda dari mereka yang normal.
GANGGUAN KOGNITIF
Learning
Disorder (LD)
Kemampuan
membaca, matematika, atau menulis secara substansial berada di bawah nilai
rata-rata anak seusianya, artinya menyimpang 2 SD atau lebih dari hasil IQ-nya.
Dapat dikatakan, anak yang mengalami LD memiliki kecerdasan yang cukup baik
untuk belajar materi tertentu, tetapi tidak dapat menunjukkan bahwa mereka
mampu melakukannya. Beberapa klasifikasi:
1.
Reading Disorder : yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
membedakan atau memisahkan bunyi dalam kata-kata yang diucapkan. Hal ini
biasanya diikuti dengan pola anak membaca sebuah kata secara cepat untuk
membaca seluruh kalimat.
2.
Mathematic Disorder : kesulitan yang dialami anak-anak dalam
mengembangkan kemampuan aritmetika, seperti pengenalan angka dan simbol-simbol,
mengingat tabel-tabel penjumlahan, mengurutkan angka, dan memahami
konsep-konsep abstrak seperti nilai ruang dan pecahan
3.
Writing Disorder : kesulitan dalam bidang menulis dan
menggambar, kesulitan dalam kemampuan motorik halus pada tugas-tugas yang
membutuhkan koordinasi mata atau tangan meskipun perkembangan motorik kasar
mereka normal. Beberapa komponen dalam gangguan ini adalah: lemah dalam
penulisan tangan, kesalahan tata bahasa dan tanda baca, lemah dalam
pengorganisasian paragraf, kesalahan pengejaan ganda
GANGGUAN PERKEMBANGAN
Autisme
Gangguan
perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak yang
mengakibatkan gangguan pada perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan
sosialisasi, sensoris, dan belajar. Pada anak-anak ditunjukkan dari
ketidakmampuannya mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam
dunianya sendiri.
Tanda-tanda:
1. Tanda yang paling menonjol adalah tidak
ada (atau minimal) kontak mata dari sang anak kepada orang lain. Anak mungkin mengarahkan pandangan ke muka
atau wajah, namun tidak ke mata secara langsung.
2. Gangguan kualitatif dalam interaksi
sosial timbal-balik
·
Tidak
mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai
·
Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
·
Tidak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan
orang lain)
·
Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional
yang timbal balik
3. Gangguan kualitatif dalam bidang
komunikasi
- Perkembangan
bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang
- Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai
untuk berkomunikasi
- Sering
menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
- Cara
bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru
4. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan
diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan
- Mempertahankan
satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan
- Terpaku
pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
- Ada
gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
- Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda
ADHD (Attention Deficit/Hiperactivity Disorder)
Gangguan
pada anak yang secara konsisten dan berulang memperlihatkan perilaku
inattention (kekacauan perhatian) dan hyperactivity-impulsivity. Hal yang
sangat menonjol adalah kurangnya konsentrasi, dan aktivitas yang berlebihan
(aktivitas yang tidak bertujuan)
Ciri-ciri:
·
Kemampuan
konsentrasi rendah yang ditandai dari kesulitan mempertahankan perhatian pada
tugas tertentu, dan telah berlangsung selama minimal 6 bulan
·
Impulsivitas
(melakukan kegiatan tak bertujuan dalam intensitas tinggi atau bertindak
sebelum berpikir tanpa mempertimbangkan apakah hal itu tepat atau tidak, mudah
beralih perhatian pada kegiatan lain)
·
Hiperaktivitas
(anak-anak ADHD lebih aktif selama 24 jam termasuk saat tidur dibandingkan anak
yang memiliki kontrol secara normal)
·
Mulai
muncul sebelum usia 7 tahun
·
Terjadi
di lebih dari dua lingkungan (misalnya di rumah dan di sekolah)
·
Fungsi
sosial terganggu (tidak mampu menjalin hubungan sosial dengan peer), fungsi
akademik (kemampuan belajar rendah)
Ret ardasi Mental (RM)
Fungsi intelektual umum yang berada di
bawah rata-rata secara signifikan serta defisit dalam perilaku adaptif dan
ditunjukkan selama periode perkembangan.
Ciri-ciri
:
1.
IQ
kurang dari 70
2.
Fungsi
adaptif rendah, dalam bidang:
·
Komunikasi
·
Mengurus
diri-sendiri
·
Kehidupan
keluarga
·
Ketrampilan
interpersonal
·
Penggunaan
Sumber Daya komunitas
·
Kemampuan
mengambil keputusan sendiri
·
Rekreasi
3.
Dibedakan dalam RM yang ringan (IQ 55-69), sedang (IQ
40-54), berat (IQ 25-39) dan sangat berat (IQ < 25)
PERMASALAHAN PSIKOLOGIS
YANG DAPAT MEMICU PERMASALAHAN PERILAKU
DEPRESI PADA REMAJA
Definisi
Depresi
adalah salah satu gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan
yang menurun, seperti muram, sedih, dan perasaan tertekan. Depresi adalah suatu
gangguan suasana hati dimana individu merasa sangat tidak bahagia, kehilangan
semangat, merasa terhina, dan bosan (Santrock, 1995). Pada remaja, depresi
dapat meningkatkan resiko penyalahgunaan obat dan usaha bunuh diri. sayangnya,
gangguan ini terkadang sulit untuk dideteksi atau dikenali oleh keluarga dan dokter.
Tanda-tanda depresi pada remaja terkadang dipandang sebagai perubahan suasana
hati yang biasa terjadi. Hal ini membuat kita harus berhati-hati dalam melabel
seorang remaja menderita gangguan jiwa. Diagnosis dan penanganan pada remaja
depresi hendaknya memperhatikan perkembangan emosi, sosial dan perilaku.
Ciri-Ciri Depresi
Ciri-ciri umum
depresi yang muncul pada anak, remaja dan dewasa, sebagai berikut :
1.
Rasa sedih yang menetap dan suasana hati yang gampang
2.
Kehialangan
minat pada aktivitas yang disenangi
3.
Terjadi
perubahan yang signifikan pada cita rasa dan berat badan
4.
Sulit
untuk tidur
5.
Kehilangan
energi
6.
Perasaan
tidak berharga dan rasa bersalah yang tepat
7.
Sulit
untuk konsentrasi
8.
Pikiran
berulang untuk bunuh diri dan mati
Berikut
ciri-ciri yang terkait dengan depresi pada remaja :
1.
Keluhan
fisik yang tidak jelas seperti rasa sakit kepala, sakit otot, sakit perut dan
kecapekan
2.
Sering membolos dan nilai akademik yang rendah
3.
Sering berbicara akan kabur dari rumah atau adanya usaha
untuk kabur dari rumah
4.
Sering berteriak, mendebat, sensitifitas yang tidak jelas
dan menangis
5.
Merasa
bosan
6.
Kehilangan
minat bermain dengan teman
7.
Penyalahgunaan
obat dan alkohol
8.
Isolasi
Sosial dan komunikasi yang buruk
9.
Takut
akan kematian
10. Sensitif akan penolakan dan kegagalan
11. Meningkatnya rasa marah dan kekerasan
12. Impulsif, yaitu kegiatan yang dilakukan
sceara tiba-tiba dan diikuti dengan keinginan yang kuat.
Dari ciri-ciri
di atas yang telah diungkapkan, berikut beberapa ciri yang dapat diobservasi
secara langsung untuk mendiagnosis depresi :
- ekspresi muka yang sedih
- menurunnya aktivitas sosial dan
motorik, seperti sedikit bicara, jarang bermain, dan berinteraksi dengan
yang lainnya
- sering
mengasingkan diri seperti menonton televisi sambil melamun dan membaca
buku di sudut ruangan
- malas bicara
- menolak kontak mata
- berdebat
- afek
datar seperti jarang tersenyum, suka membantah
OPPOSITIONAL DEFIANT DISORDER (ODD)
Definisi
Merupakan salah satu bentuk conduct problems. Conduct Problems merupakan permasalahan pada remaja yang melibatkan
perilaku instrusif, distruptif dan agresif. Oppositional
Defiant Disorder atau ODD merupakan rangkaian perilaku yang negatif,
membangkang (tidak kooperatif), tidak patuh dan agresif yang cenderung menetap
dan terus menerus (APA, 2000)
Karakteristik ODD
Remaja yang
memiliki tergolong dalam ODD menunjukkan karakteristik sebagai berikut :
- Kehilangan temperamen
- Argumentatif
dan cenderung mengkonfrontasi orang dewasa
- Membangkang terhadap perintah
- Cenderung
menyalahkan orang lain ketika melakukan kesalahan
- Dengan
sengaja melakukan tindakan mengganggu orang lain
- Cenderung dengki dan iri hati
- Mudah merasa muak dan marah
CONDUCT DISORDER
(CD)
Definisi
Merupakan
salah satu bentuk conduct problems. Conduct Disorder (CD) merupakan
rangkaian perilaku yang lebih serius atau parah daripada ODD, meliputi perilaku
agresif yang destruktif (merusak), seperti menyakiti orang lain, hewan, dan
merusak property.
Karakteristik CD
1.
Perilaku agresi terhadap orang lain dan binatang seperti
- Mengancam dan mengintimidasi orang
lain
- Sering berkelahi
- Menggunakan senjata untuk menyakiti
orang lain secara fisik (seperti batu bata, botol pecah, pisau atau
senjata tajam )
- Menyakiti binatang atau orang lain
secara fisik
- Mencuri barang orang lain
- Memaksa
orang lain melakukan hubungan seksual
2.
Perusakan
Properti
- Melakukan pembakaran dengan sengaja
untuk melakukan perusakan
- Menghancurkan property orang lain
3.
Deceitfulness,
lying, or stealing
- Masuk tanpa ijin ke gedung, rumah
atau mobil orang lain
- Berbohong untuk memperoleh suatu
barang atau kesenangan ataupun untuk menghindari tanggung jawab
- Mencuri barang tanpa menyakiti
orang lain ( seperti mengutil)
4.
Pelanggaran
aturan yang seirus
- Sering
keluar malam hari tanpa ijin orang tua
- Minggat dari rumah
- Sering membolos dari sekolah
Diki (8 tahun) dikeluhkan oleh guru sering jalan-jalan, mengusili teman dan tidak pernah mau menulis apa yang diterangkan oleh guru di papan tulis maupun mengerjakan tugas tertulis yang diberikan kepadanya. Guru mengira Diki mengalami ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) / GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas). Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan psikologis, ternyata Diki tidak mengalami ADHD, masalah-masalah tersebut diatas timbul dikarenakan masalah emosional akibat kurang terampilnya kemampuan motorik halus Diki dan diperparah dengan kurang tepatnya respon yang diberikan oleh lingkungan sehingga ia menjadi “kapok” untuk melakukan kegiatan tulis-menulis.