Selasa, 03 Januari 2017

IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
OLEH : DEVY INTAN PUJIAWATI

Definisi/Kriteria Kebutuhan Khusus:


GANGGUAN FISIK
Beberapa hambatan fisik mempengaruhi kemampuan atau prestasi akademik. Misalnya: gangguan pendengaran dan wicara (tuna rungu dan tuna wicara), gangguan penglihatan atau kebutaan, dan kecacatan (tuna daksa). Hanya sebagian kecil penderita gangguan fisik yang diikuti dengan hambatan kemampuan kognitif atau berpikir. Sebagian besar dari mereka memiliki kemampuan berpikir yang normal hanya saja hambatan fisik yang ada menyebabkan perlunya pola belajar yang berbeda dari mereka yang normal.

GANGGUAN KOGNITIF
Learning Disorder (LD)
Kemampuan membaca, matematika, atau menulis secara substansial berada di bawah nilai rata-rata anak seusianya, artinya menyimpang 2 SD atau lebih dari hasil IQ-nya. Dapat dikatakan, anak yang mengalami LD memiliki kecerdasan yang cukup baik untuk belajar materi tertentu, tetapi tidak dapat menunjukkan bahwa mereka mampu melakukannya. Beberapa klasifikasi:
1.      Reading Disorder : yaitu ketidakmampuan seseorang dalam membedakan atau memisahkan bunyi dalam kata-kata yang diucapkan. Hal ini biasanya diikuti dengan pola anak membaca sebuah kata secara cepat untuk membaca seluruh kalimat.
2.      Mathematic Disorder : kesulitan yang dialami anak-anak dalam mengembangkan kemampuan aritmetika, seperti pengenalan angka dan simbol-simbol, mengingat tabel-tabel penjumlahan, mengurutkan angka, dan memahami konsep-konsep abstrak seperti nilai ruang dan pecahan
3.      Writing Disorder : kesulitan dalam bidang menulis dan menggambar, kesulitan dalam kemampuan motorik halus pada tugas-tugas yang membutuhkan koordinasi mata atau tangan meskipun perkembangan motorik kasar mereka normal. Beberapa komponen dalam gangguan ini adalah: lemah dalam penulisan tangan, kesalahan tata bahasa dan tanda baca, lemah dalam pengorganisasian paragraf, kesalahan pengejaan ganda

GANGGUAN PERKEMBANGAN
Autisme
Gangguan perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak yang mengakibatkan gangguan pada perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, sensoris, dan belajar. Pada anak-anak ditunjukkan dari ketidakmampuannya mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.
Tanda-tanda:
1.      Tanda yang paling menonjol adalah tidak ada (atau minimal) kontak mata dari sang anak kepada orang lain.  Anak mungkin mengarahkan pandangan ke muka atau wajah, namun tidak ke mata secara langsung.
2.      Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial timbal-balik
·         Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai
·         Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
·         Tidak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain)
·         Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik
3.      Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi
  • Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang
  • Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
  • Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
  • Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru
4.     Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan
  • Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan
  • Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
  • Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
  • Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda

ADHD (Attention Deficit/Hiperactivity Disorder)
Gangguan pada anak yang secara konsisten dan berulang memperlihatkan perilaku inattention (kekacauan perhatian) dan hyperactivity-impulsivity. Hal yang sangat menonjol adalah kurangnya konsentrasi, dan aktivitas yang berlebihan (aktivitas yang tidak bertujuan)
Ciri-ciri:
·         Kemampuan konsentrasi rendah yang ditandai dari kesulitan mempertahankan perhatian pada tugas tertentu, dan telah berlangsung selama minimal 6 bulan
·         Impulsivitas (melakukan kegiatan tak bertujuan dalam intensitas tinggi atau bertindak sebelum berpikir tanpa mempertimbangkan apakah hal itu tepat atau tidak, mudah beralih perhatian pada kegiatan lain)
·         Hiperaktivitas (anak-anak ADHD lebih aktif selama 24 jam termasuk saat tidur dibandingkan anak yang memiliki kontrol secara normal)
·         Mulai muncul sebelum usia 7 tahun
·         Terjadi di lebih dari dua lingkungan (misalnya di rumah dan di sekolah)
·         Fungsi sosial terganggu (tidak mampu menjalin hubungan sosial dengan peer), fungsi akademik (kemampuan belajar rendah)

Ret ardasi Mental (RM)
Fungsi intelektual umum yang berada di bawah rata-rata secara signifikan serta defisit dalam perilaku adaptif dan ditunjukkan selama periode perkembangan.
Ciri-ciri :
1.         IQ kurang dari 70
2.         Fungsi adaptif rendah, dalam bidang:
·         Komunikasi
·         Mengurus diri-sendiri
·         Kehidupan keluarga
·         Ketrampilan interpersonal
·         Penggunaan Sumber Daya komunitas
·         Kemampuan mengambil keputusan sendiri
·         Rekreasi
3.         Dibedakan dalam RM yang ringan (IQ 55-69), sedang (IQ 40-54), berat (IQ 25-39) dan sangat berat (IQ < 25)





PERMASALAHAN PSIKOLOGIS
YANG DAPAT MEMICU PERMASALAHAN PERILAKU


DEPRESI PADA REMAJA
Definisi
Depresi adalah salah satu gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang menurun, seperti muram, sedih, dan perasaan tertekan. Depresi adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu merasa sangat tidak bahagia, kehilangan semangat, merasa terhina, dan bosan (Santrock, 1995). Pada remaja, depresi dapat meningkatkan resiko penyalahgunaan obat dan usaha bunuh diri. sayangnya, gangguan ini terkadang sulit untuk dideteksi atau dikenali oleh keluarga dan dokter. Tanda-tanda depresi pada remaja terkadang dipandang sebagai perubahan suasana hati yang biasa terjadi. Hal ini membuat kita harus berhati-hati dalam melabel seorang remaja menderita gangguan jiwa. Diagnosis dan penanganan pada remaja depresi hendaknya memperhatikan perkembangan emosi, sosial dan perilaku.

Ciri-Ciri Depresi
Ciri-ciri umum depresi yang muncul pada anak, remaja dan dewasa, sebagai berikut :
1.      Rasa sedih yang menetap dan suasana hati yang gampang
2.      Kehialangan minat pada aktivitas yang disenangi
3.      Terjadi perubahan yang signifikan pada cita rasa dan berat badan
4.      Sulit untuk tidur
5.      Kehilangan energi
6.      Perasaan tidak berharga dan rasa bersalah yang tepat
7.      Sulit untuk konsentrasi
8.      Pikiran berulang untuk bunuh diri dan mati

Berikut ciri-ciri yang terkait dengan depresi pada remaja :
1.      Keluhan fisik yang tidak jelas seperti rasa sakit kepala, sakit otot, sakit perut dan kecapekan
2.      Sering membolos dan nilai akademik yang rendah
3.      Sering berbicara akan kabur dari rumah atau adanya usaha untuk kabur dari rumah
4.      Sering berteriak, mendebat, sensitifitas yang tidak jelas dan menangis
5.      Merasa bosan
6.      Kehilangan minat bermain dengan teman
7.      Penyalahgunaan obat dan alkohol
8.      Isolasi Sosial dan komunikasi yang buruk
9.      Takut akan kematian
10.  Sensitif akan penolakan dan kegagalan
11.  Meningkatnya rasa marah dan kekerasan
12.  Impulsif, yaitu kegiatan yang dilakukan sceara tiba-tiba dan diikuti dengan keinginan yang kuat.

Dari ciri-ciri di atas yang telah diungkapkan, berikut beberapa ciri yang dapat diobservasi secara langsung untuk mendiagnosis depresi :
  1. ekspresi muka yang sedih
  2. menurunnya aktivitas sosial dan motorik, seperti sedikit bicara, jarang bermain, dan berinteraksi dengan yang lainnya
  3. sering mengasingkan diri seperti menonton televisi sambil melamun dan membaca buku di sudut ruangan
  4. malas bicara
  5. menolak kontak mata
  6. berdebat
  7. afek datar seperti jarang tersenyum, suka membantah


OPPOSITIONAL DEFIANT DISORDER (ODD)
Definisi
Merupakan salah satu bentuk conduct problems. Conduct Problems merupakan permasalahan pada remaja yang melibatkan perilaku instrusif, distruptif dan agresif. Oppositional Defiant Disorder atau ODD merupakan rangkaian perilaku yang negatif, membangkang (tidak kooperatif), tidak patuh dan agresif yang cenderung menetap dan terus menerus (APA, 2000)

Karakteristik ODD
Remaja yang memiliki tergolong dalam ODD menunjukkan karakteristik sebagai berikut :
  1. Kehilangan temperamen
  2. Argumentatif dan cenderung mengkonfrontasi orang dewasa
  3. Membangkang terhadap perintah
  4. Cenderung menyalahkan orang lain ketika melakukan kesalahan
  5. Dengan sengaja melakukan tindakan mengganggu orang lain
  6. Cenderung dengki dan iri hati
  7. Mudah merasa muak dan marah


CONDUCT DISORDER (CD)
Definisi
Merupakan salah satu bentuk conduct problems. Conduct Disorder (CD) merupakan rangkaian perilaku yang lebih serius atau parah daripada ODD, meliputi perilaku agresif yang destruktif (merusak), seperti menyakiti orang lain, hewan, dan merusak property.

Karakteristik CD
1.      Perilaku agresi terhadap orang lain dan binatang seperti
  • Mengancam dan mengintimidasi orang lain
  • Sering berkelahi
  • Menggunakan senjata untuk menyakiti orang lain secara fisik (seperti batu bata, botol pecah, pisau atau senjata tajam )
  • Menyakiti binatang atau orang lain secara fisik
  • Mencuri barang orang lain
  • Memaksa orang lain melakukan hubungan seksual

2.      Perusakan Properti
  • Melakukan pembakaran dengan sengaja untuk melakukan perusakan
  • Menghancurkan property orang lain

3.      Deceitfulness, lying, or stealing
  • Masuk tanpa ijin ke gedung, rumah atau mobil orang lain
  • Berbohong untuk memperoleh suatu barang atau kesenangan ataupun untuk menghindari tanggung jawab
  • Mencuri barang tanpa menyakiti orang lain ( seperti mengutil)

4.      Pelanggaran aturan yang seirus
  • Sering keluar malam hari tanpa ijin orang tua
  • Minggat dari rumah
  • Sering membolos dari sekolah


 Diki (8 tahun) dikeluhkan oleh guru sering jalan-jalan, mengusili teman dan tidak pernah mau menulis apa yang diterangkan oleh guru di papan tulis maupun mengerjakan tugas tertulis yang diberikan kepadanya. Guru mengira Diki mengalami ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) / GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas). Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan psikologis, ternyata Diki tidak mengalami ADHD, masalah-masalah tersebut diatas timbul dikarenakan masalah emosional akibat kurang terampilnya kemampuan motorik halus Diki dan diperparah dengan kurang tepatnya respon yang diberikan oleh lingkungan sehingga ia menjadi “kapok” untuk melakukan kegiatan tulis-menulis.