Minggu, 22 Maret 2015

Analisis Tesis



ANALISIS TESIS


http://3.bp.blogspot.com/-3l4sLAkGnR0/UtgaNM7qwYI/AAAAAAAAALk/77JgG9uiuOg/s1600/unesa+hitam+putih+100dpi.png

OLEH: Kelas B
Devy Intan Pujiawati, S. Pd
147855040

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
KONSENTRASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2015









TESIS 1









ANALISIS TESIS 1

A.    JUDUL TESIS :
KAJIAN KESESUAIAN ANTARA PERMINTAAN DAN PENYEDIAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JALUR NON FORMAL DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA
B.     TAHUN PENULISAN TESIS :
2008
C.    UNIVERSITAS/ PRODI :
UNIVERSITAS DIPONEGORO / Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota
D.    NAMA PENGARANG :
HESTI DWI SAPTANINGTYAS (NIM: L 4D 006 081)
E.     PERMASALAHAN :
1.      Pengeluaran biaya pendidikan di Indonesia sangat rendah yaitu 1,3 % GDP (Gross Domestic xiv Product/ Produk Domestik Kasar) pada tahun 2003.
2.      Hampir 100 % lembaga PAUD yang ada di Indonesia dikelola oleh swasta dan orang tua murid yang menanggung beban biaya pendidikannya.
3.      Tidak adanya investasi pemerintah, sehingga anak-anak yang memanfaatkan pelayanan PAUD adalah cenderung berasal dari kelompok orang yang berpenghasilan tinggi.
4.      Rendahnya tingkat pendidikan para orang tua khususnya ibu.
5.      Tinggi rendahnya tingkat ekonomi masyarakat yang mempengaruhi kualitas pelayanan dari lembaga / institusi PAUD.
6.      Terbatasnya jumlah lembaga PAUD baik dari jalur Formal (Taman Kanak-Kanak/ Radhautul Atfal) maupun dari jalur Non Formal (Kelompok Bermain/ Taman Penitipan Anak) dengan tingkat sebaran di suatu wilayah masih belum merata dibanding dengan sasaran PAUD itu sendiri.
7.      Rendahnya kualitas guru / pendidik PAUD yang belum memenuhi standar minimal yaitu untuk menjadi pendidik PAUD harus berijasah minimal setara dengan program D-2 PGTK (Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak).
8.      Pentingnya kecerdasan anak demi investasi masa depan.
9.      Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kecerdasan anak demi investasi masa depan.
F.     RUMUSAN MASALAH :
1.      Terbatasnya jumlah lembaga PAUD jalur Non Formal di Kecamatan Jebres mengakibatkan kurang meratanya pelayanan PAUD pada wilayah yang ada menjadi tidak seimbang dibandingkan dengan jumlah anak usia dini.
2.      Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang arti pentingnya PAUD dan rendahnya mutu guru serta minimnya sarana prasarana (berupa Alat xviii Permainan Edukatif / APE) menjadi penyebab kurangnya motivasi untuk mengikutsertakan anaknya dalam program PAUD jalur Non Formal.
3.      Masih banyaknya persepsi yang salah dari masyarakat bahwa PAUD Non Formal adalah diperuntukkan masyarakat yang mampu saja
G.    PERTANYAAN PENELITIAN (RESEARCH QUESTIONS) :
“Bagaimana kesesuaian antara permintaan dan penyediaan lembaga PAUD jalur Non Formal di Kecamatan Jebres Kota Surakarta ? “.

H.    TUJUAN PENELITIAN :
Mengkaji kesesuaian antara permintaan dan penyediaan lembaga PAUD jalur Non Formal di Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
I.       MANFAAT PENELITIAN :
1.      Bagi para penentu kebijakan maupun segenap unsur masyarakat baik dari kalangan Lembaga Sosial Masyarakat, Tokoh Masyarakat, Perguruan Tinggi maupun Swasta yang mempunyai kepedulian terhadap PAUD khususnya jalur Pendidikan Non Formal agar dapat bekerjasama memperjuangkan hak anak di bidang pendidikan khususnya bagi anak usia dini sehingga anak-anak akan menjadi asset dan investasi yang berharga di masa yang akan datang.
2.      Bagi Pembangunan Wilayah dan Kota, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang berarti bahwa dalam hal perencanaan dan penataan wilayah dan kota sebaiknya juga memikirkan ruang lingkup sarana dan prasarana untuk lembaga PAUD khususnya PAUD Non Formal agar lebih terstruktur dan terprogram dalam hal pembangunan infrastuktur serta persebaran letak lembaganya, sehingga dapat menampung anak-anak usia dini secara merata.
J.      METODE PENELITIAN :
Metode Diskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang ada pada saat penelitian dilakukan.
K.    TEKNIK PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pengumpulan data primer dan sekunder
L.     METODE PENGUMPULAN DATA
1.      Survei primer dengan Observasi dan Wawancara (interview.
2.      Survei sekunder
M.   TEKNIK PENYAJIAN DATA
1.      Data primer dikumpulkan dengan angket dan kuesioner, wawancara dan interview
serta observasi sedangkan
2.      Data sekunder diperoleh dengan menelaah dokumendokumen yang ada dalam bentuk laporan instansi, hasil penelitian, publikasi, kajian bahan pustaka dll.

N.    TEKNIK ANALISIS :
1.      Metode Analisis :
Teknik Analisis Deskriptif Kuantitatif Kualitatif.
2.      Teknik Analisis
-    Teknik Analisis Distribusi Frekuensi
-    Analisis Optimasi Fasilitas
-    Analisis Diskriptif Normatif
3.      Teknik Pengambilan Sampel
-    Jumlah populasi
-    Ukuran sampel
O.    KESIMPULAN :
Ketidaksesuaian antara permintaan dan penyediaan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Jalur Non Formal di Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
P.     SARAN :
1.      Guna memenuhi kesesuaian antara permintaan dan ketersediaan lembaga PAUD Non Formal di Kecamatan memang tidak mudah. Sangat diperlukan kesadaran yang tinggi dari Pemerintah, Masyarakat dan pihak swasta untuk memahami arti pentingnya pendidikan bagi anak dalam usia sedini mungkin.
2.      Sebaiknya organisasi yang telah terbentuk yaitu FORUM PAUD dan HIMPAUDI lebih dioptimalkan lagi peran sertanya di bidang pengembangan PAUD Non Formal, sehingga wadah ini menjadi ujung tombak keberhasilan program pengembangan PAUD Non Formal. Menyusun Program Kerja tahunan yang nantinya menjadi agenda rutin.
3.      Pemerintah Kota diharapkan dapat mengedepankan pemerataan program PAUD Non Formal dengan cara mengoptimalkan peran Kelompok PKK Kelurahan dan lembaga Posyandu yang ada agar program POS PAUD dapat berjalan sesuai yang diinginkan, karena program ini sangat tepat bagi masyarakat kurang mampu agar dapat ikut mengenyam pendidikan bagi anak-anaknya sejak usia dini. POSPAUD diharapkan dapat dikembangkan minimal 1 lembaga di tiap-tiap Kelurahan.
4.      Sosialisasi Program PAUD Non Formal yang gencar dan terus menerus dalam bentuk Seminar, Pelatihan dan kegiatan-kegiatan lomba yang melibatkan berbagai pihak dari tingkat Kota sampai ke tingkat RW dan RT.
5.      Secara yuridis formal, pelaksanaan PAUD telah memiliki pijakan yang kuat yaitu UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tetapi secara lebih spesifik, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri dan Peraturan Daerah yang mengatur penyelenggaraan PAUD belum ada, oleh karena itu untuk mendukung dan memberikan pijakan yang lebih jelas bagi arah penyelenggaraan PAUD, sudah saatnya berbagai Peraturan dan Keputusan tersebut perlu segera diterbitkan agar memudahkan dalam penentuan kebijakan dalam berbagai hal termasuk pendanaan program pengembangan PAUD.
6.      Demi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu di bidang Pendidikan Anak Usia Dini, alangkah lebih baiknya hasil penelitian ini dapat ditindaklanjuti oleh peneliti-peneliti berikutnya agar program-program mengenai penanganan anak usia dini lebih tersosialisasikan lagi dan mengena pada sasaran yang tepat.
Q.    ANALISIS
            Setiap Universitas memiliki gaya selingkung yang berbeda-beda. Demikian pula dengan UNESA dan UNDIP, tidak ada yang salah hanya dengan ini kita dapat mempelajari masing-masing ciri khas penulisan tesis. Menurut saya tesis yang pertama ini cukup menarik dimana prodi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota mampu membawakan tesis dengan apik dan mendalam meski hanya dengan dua variable saja.
            Hanya saja dalam rumusan masalah yang disampaikan ada yang belum di munculkan dalam latar belakang sehingga pembaca yang membaca secara sekilas tidak akan menyadari bahwa ada ketidak samaan dalam permasalahan yang ada di latar belakang dan rumusan masalah yang ada. Namun baru terlihat ketika kita membaca dengan saksama serta memahami maksud si penulis. Dalam penyajian data penulis sudah baik dimana penulis mampu menyajikan hasil observasi, wawancara, survey dari pihak Pejabat di jajaran Pemkot Kota Surakarta yang berkompeten di BAPEDA (Kepala BAPEDA dan Kasubbid Sosial dan Budaya). Dinas DIKPORA Kota Surakarta (Kasi Perencanaan Subdin Bina Program, Kasubdin Dikmas Pemuda dan Olahraga /PMPO dan Kasi Pendidikan dan Pengetahuan Dasar Subdin PMPO, dll. Kemudian ada beberapa kutipan teori dari para ahli yang tidak ada dalam daftar pustaka yang membuat para pembaca terutama dari pemerhati PAUD seperti kita yang menyayangkan hal tersebut.



TESIS 2









ANALISIS TESIS 2

A.    JUDUL TESIS :
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERWAWASAN AGRARIS DI RA “AN-NAFI’AH
B.     TAHUN PENULISAN TESIS :
2012
C.    UNIVERSITAS/ PRODI :
UIN Sunan Kalijaga / Prodi Pasca Sarjana Pendidikan Islam
D.    NAMA PENGARANG :
M. AGUNG HIDAYATULLOHNIM (NIM 10.261.027)
E.     PERMASALAHAN :
1.      Daya saing dan produktivitas Indonesia menurun karena di berbagai tempat orang berdiskusi politik dan tidak bekerja produktif.
2.      Sebagian orang tidak mampu mengembangkan budidaya pertanian dan perkebunan, akibatnya tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri.
3.      Indonesia masih mengimpor dan tergantung luar negeri, seperti beras, gula, buah-buahan, dan kedelai.
4.      Dunia pendidikan sekolah di Indonesia masih mengajarkan teori-teori belaka, tanpa memberi kesempatan kreatif untuk bergumul dan memahami realitas secara intensif. Celakanya, ketikateori itu diajarkan ternyata sudah tertinggal, karena realitasnya telah berubah.
5.      Anak-anak perlu dikenalkan sejak dini tentang potensi daerahnya.

F.      RUMUSAN MASALAH :
1.      Mengapa wawasan agraris perlu dimasukkan dalam pembelajaran anakusia dini?
2.      Apa konsep pendidikan anak usia dini berwawasan agraris menurut RA“an-Nafi’ah”?
3.      Bagaimana penerapan konsep pendidikan anak usia dini berwawasanagraris itu di RA “an-Nafi’ah”?


G.    TUJUAN PENELITIAN :
1.      Secara teoritis dan empiris dapat diketahuigambaran secara detail mengenai rasionalisasi dari urgensi memasukkanwawasan agraris dalam pembelajaran anak usia dini.
2.      Kedua, penelitian ini juga menghadirkan ulasan tentang apa konsep PAUD berwawasan agrarismenurut RA “an-Nafi’ah”.
3.      Memberikan pengetahuan secara rinci tentang penerapan konsep PAUD berwawasan agraris di RA “an-Nafi’ah”.
H.    MANFAAT PENELITIAN :
1.      Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah hadirnya kontribusi positif dalam pengembangan pembelajaran anak usia dini, terutama ketika pembelajaran tersebut dihadapkan pada suatu konteks kedaerahansebagaimana di Bojonegoro yang merupakan daerah agraris.
2.      Sedangkandalam praktiknya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan ketikapara pendidik ingin mengaktualisasikan sekaligus mengoptimalkanpembelajaran anak usia dini berdasarkan konteks di mana peserta didikberada.
I.       METODE PENELITIAN :
1.      Jenis Penelitian :
Metode deskriptif kualitatif yang diarahkan ke suatu penelitian lapangan (field research)
2.      Sumber Data
Purposive sampling
J.       TEKNIK PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1.      Model Analisis Data :
Model Miles dan Huberman
2.      Analisis Data
Datareduction, Data Display, dan Conclusion Drawing/Verification.
K.    METODE PENGUMPULAN DATA
1.      Observasi
2.      Wawancara
3.      Dokumentasi
L.     TEKNIK ANALISIS :
Data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification
M.   KESIMPULAN :
1.      Wawasan agraris, yang dimaknai sebagai cara pandang seseorang yang berkaitan dengan aktivitas produksi pertanian, penting ditanamkan sejakdini. Secara teoritis, adalah esensial untuk mengupayakan alam sebagaimana adanya sejauh mungkin. Semakin bebas anak-anak diperbolehkan untuk berkembang, maka akan semakin cepat dan semakin sempurna bentukbentuk dan fungsi-fungsi tertinggi yang akan mereka capai.
2.      RA “an-Nafi’ah” memaknai pendidikan anak usia dini berwawasan agraris sebagai upaya pemberian masukan kepada anak bahwa dia diharapkan mengetahui keadaan hidup di lingkungannya yang kebanyakan menjadi petani, mereka dibesarkan dalam lingkungan petani, dan nantinya ketikasudah besar mereka mempunyai harapan agar pertanian bisa modern.Wawasan agraris tersebut dikenalkan kepada anak agar mereka berpikir kreatif demi menuju perkembangan dunia agraris ke jenjang pendidikan berikutnya.
3.      Dalam proses penerapannya, selain melalui pembelajaran dalamlingkungan kelas (indoor), wawasan agraris di RA “an-Nafi’ah” jugadiberikan oleh guru dengan mengajak anak-anak secara langsung kealam terbuka (outdoor), seperti sawah dan kebun terdekat. Sementara di antara lima subsektor pertanian, kuantitas pemberian wawasan perikanan dan kehutanan tidak sebanyak tiga subsektor lainnya, yaitu pertanian, perkebunan, dan peternakan. Hal ini disebabkan karena konteks di sekitar RA tersebut belum merambah keperikanan dan kehutanan, misalnya dengan ketiadaan tambak ikan dan pepohonan. Penerapan konsep PAUD berwawasan agraris juga telah mencakup semua aspek perkembangan anak (kognitif, fisik-motorik, sosio-emosional, bahasa, dan seni).
N.    SARAN :
1.      Guru dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya perlu mengedepankan konteks di mana lembaga mereka berada, begitu pula dengan sumber-sumber belajar apa saja yangtersedia di sekitar RA tersebut.
2.      Meskipun wawasan agraris belum menjadi tema sentral dalam kegiatan pembelajaran, hal tersebut perlu dimasukkan pada keseluruhan tema yang ada.



O.    ANALISIS
         Dalam tesis yang kedua, penulis yang memiliki basic pendidikan islam mencoba untuk menggabungkan pendidikan berwawasan agraris dengan pendidikan anak usia dini dimana menurut penulis anak usia dini inilah yang tentunya akan menjadi generasi berikutnya dalam memajukan segenap potensi bumi pertiwinya. Tesis kedua ini menurut saya cukup menarik dimana peneliti mencoba menggabungkan wawasan agraris dan pendidikan anak usia dini. Hanya saja dalam judul tesis tidak dijelaskan PAUD yang dimaksud adalah anak usia berapa sedangkan kita tahu bahwa anak usia dini (RA) memiliki rentangan usia yang bermacam-macam padahal kenyataanya hanya RA A saja yang di teliti.
         Pendidikan Anak Usia Dini berwawasan agraris sangat bagus apabila di terapkan dalam proses pembelajaran PAUD, hanya saja untuk anak yang berasal dari perkotaan yang mungkin sedikit kesusahan dimana guru dan perangkat sekolah harus mengajak anak didiknya untuk pergi ke wilayah lain misalnya. Berbeda dengan anak yang memang berasal dari pedesaan dimana guru dapat mengajak anak didiknya langsung kesawah misalnya. Namun keseluruhan, tesis yang kedua ini dapat memberikan kontribusi yang baik dalam pendidikan anak usia dini khususnya.
        









Tidak ada komentar:

Posting Komentar